Monday, March 5, 2012

Sekilas Tentang SEMINAR NASIONAL “SOCIAL DETERMINANTS OF HEALTH AND INTERPROFESSIONAL EDUCATION: WAYS FORWARD IN ACHIEVING MDG’s”

Kesehatan sebagai hak dasar bagi setiap manusia merupakan komponen penting yang tidak dapat dilepaskan dari upaya pembangunan negara. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berusaha melakukan upaya pembangunan kesehatan yang berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dari norma-norma agama. Pembangunan kesehatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Deklarasi Millenium Development Goals atau tujuan pembangunan millenium pada September 2000 di New York memberikan keyakinan tersendiri atas bentuk kepedulian negara akan upaya pemenuhan hak-hak dasar kebutuhan bersama. Keikutsertaan Indonesia dalam MDG’s menunjukkan komitmen Indonesia dalam upayanya mewujudkan hak-hak dasar kebutuhan bersama tersebut. MDG’s memuat delapan tujuan pembangunan dimana masing-masing tujuan memiliki indikator yang jelas dan terukur. Target keberhasilan MDG’s diukur mulai tahun 1990 dan diharapkan tercapai pada tahun 2015 nanti. Kesehatan sebagai salah satu hak dasar setiap manusia tercakup didalamnya yang diwujudkan dalam empat tujuan MDG’s yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, serta memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya.


Dibentuknya Commission on Social Determinants of Health (CSDH) oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2005 sebagai sebuah upaya untuk mengurangi
kesenjangan kesehatan seakan memberikan angin segar dan harapan dalam pencapaian target MDG’s bidang kesehatan. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kesenjangan tersebut adalah dengan mengatasi faktor penentu sosial dari kesehatan atau Social Determinants of Health (SDH), yaitu lingkungan yang mendasari, kondisi sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan. Kesenjangan kesehatan tersebut terbentuk oleh distribusi uang, kekuasaan, dan sumber daya di tingkat global, nasional dan lokal yang dengan sendirinya dipengaruhi oleh kebijakan-kebjakan politik. Melalui World Conference on Social Determinants of Health (WCSDH) di Brazil pada Oktober 2011 negara-negara di dunia berkomitmen untuk mengatasi faktor sosial penentu kesehatan untuk mengurangi kesenjangan kesehatan dan meningkatkan pemerataan status kesehatan dalam dan antar negara.
Dicetuskan interprofessional education atau IPE sebagai sebuah inovasi yang sedang dieksplorasi dalam dunia pendidikan profesi kesehatan semakin memantapkan langkah demi keberhasilan pencapaian target MDG’s bidang kesehatan. Interprofessional education merupakan suatu proses dimana sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki perbedaan latar belakang profesi melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu, berinteraksi sebagai tujuan yang utama, serta untuk berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan jenis pelayanan kesehatan yang lain. Interprofessional education sebagai sistem baru dalam dunia pendidikan kesehatan diharapkan dapat menjunjung tinggi nilai profesional masing-masing profesi kesehatan yang berbasis kolaborasi termasuk didalamnya profesi kesehatan masyarakat. Sosialisasi interprofesional education (IPE) yang belum mencapai semua instansi pendidikan kesehatan yang ada serta sumber daya manusia pendidik yang belum memadai menjadi hambatan tersendiri dalam kontribusinya mewujudkan keberhasilan MDG’s.


Mahasiswa kesehatan masyarakat sebagai kaum intelektual bangsa memiliki tanggung jawab yang besar untuk berpartisipasi dalam menciptakan kondisi bangsa Indonesia yang sehat. Upaya mahasiswa kesehatan masyarakat untuk ikut mensukseskan MDG’s melalui peran kontributif sebagai agen of health, agen of change dan agen of development merupakan salah satu bentuk partisipasi tersebut. Oleh karena itu, mahasiswa kesehatan masyarakat dituntut untuk terus berpikir keras dan bergerak dalam mengatasi  permasalahan bangsa terutama dalam bidang kesehatan.
Hasil seminar nasional ini diharapkan dapat menjadi karya nyata kontribusi mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK Universitas Jenderal Soedirman dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Seminar nasional ini diselenggarakan atas kerjasama dari berbagai instansi terkait dan para sponsor dalam rangka Musyawarah dan Rapat Kerja Wilayah III Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Jenderal Soedirman. Melalui kegiatan ini kami sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat yang terhimpun dalam ISMKMI Wilayah III berharap dapat memberikan kontribusi yang positif dalam upaya promotif dan preventif demi mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dan produktif.

No comments:

Post a Comment